Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Perayaan Imlek di Kampung Tionghoa, Seperti Apa?

Doanya Gunakan Bahasa Bali, Usai Sembahyang Dilakukan Anjangsana

Selasa, 09 Februari 2016 – 09:46 WIB
Perayaan Imlek di Kampung Tionghoa, Seperti Apa? - JPNN.COM
Warga keturunan Tionghoa merayakan Imlek di Banjar Lampu, Desa Catur Kintamani Barat, Bali. FOTO: Bali Express/JPNN.com

jpnn.com - Perayaan Imlek bagi warga Tionghoa merupakan tradisi. Meski telah hidup berbaur dengan warga setempat, warga keturunan Tionghoa di Banjar Lampu, Desa Catur Kintamani Barat, misalnya tidak menghilangkan tradisi turun-temurun itu. Mereka dengan suka cita melangsungkan perayaan Imlek. Seperti apa?

Udara sejuk Kintamani pada perayaan Imlek yang jatuh pada Senin (8/2) kemarin semakin sejuk ditambah mendung dengan kabut tipis yang turun perlahan. Namun saat sampai di Kintamani Barat tepatnya di Banjar Lampu yang merupakan perbatasan dua wilayah antara kabupaten Badung dan juga Singaraja ini ternyata ada sebagian warganya yang merayakan Imlek. Rasa kaget wartawan ini pun semakin menjadi saat melihat sebagian warga setempat yang memiliki rupa wajah dan mata keturunan Tionghoa. Ternyata di desa dengan sekala terpencil tersebut rupanya orang-orang tersebut merupakan keturunan Tionghoa yang hingga kini masih ada dan hidup berdampingan dengan warga pribumi (Bali).

Menariknya, para keturunan Tionghoa ini saat berkomunikasi dengan kerabatnya yang sesama warga Tionghoa menggunakan Bahasa Bali.

Jajanan rumah banyak didominasi hiasan warna merah dan juga lampu lampion menambah kentalnya perayaan di banjar tersebut. Karena penasaran, wartawan Koran ini mengunjungi rumah milik Nyoman Ayusta Wijaya. Ayusta merupakan Ketua Perkumpulan Tionghoa Darma Semadi di Banjar Lampu. Pria berambut gondrong ini menerima Koran ini penuh suka cita.

“Ya beginilah susana desa, pasti kaget ya melihat ada orang Tionghoa di desa,” katanya.

Terlebih saat itu, kerabat keluarganya merantau di berbagai Kabupaten di Bali berkumpul setelah melakukan persembahyangan di konco.

“Perayaan Imlek di tempat sama saja dengan lainnya, hanya bedanya kami di desa,” lanjutnya. Perayaan yang dimulai pukul 09.00 ini pun dihadiri sejumlah warga Tionghoa yang merupakan warga setempat ini dengan suka cita.

Usai melaksanakan persembahyangan di konco, acara dilakukan araha rataman seperti bersilaturahmi keseluruh warga pun dilakukan. Hanya untuk doa saat perayaan Imlek dilakukan dengan menggunakan Bahasa Bali. Pasalnya untuk doa berbahasa Tionghoa hanya bisa dilafalkan oleh orang terdahulu serta orang yang dituakan.

Perayaan Imlek bagi warga Tionghoa merupakan tradisi. Meski telah hidup berbaur dengan warga setempat, warga keturunan Tionghoa di Banjar Lampu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close