Perbatasan Australia Sudah Dibuka, Kapan Perjalanan Internasional Kembali Normal?
Badan Penerbangan Sipil Tiongkok mengeluarkan larangan bagi beberapa penerbangan dari Sydney dan Melbourna karena adanya Omicron bulan lalu, dan perjalanan dari Tiongkok semakin sulit dilakukan. karena kebijakan 'nol kasus COVID' dan lamanya sistem karantina.
Otoritas kesehatan di Selandia Baru dan Amerika Serikat juga mengeluarkan seruan 'larangan bepergian' ke Australia di tengah meningkatnya kasus Omicron.
Persaingan global merebut pasar baru
Walau Australia sudah dibuka kembali untuk perjalanan internasional tanpa keharusan menjalani karantina bagi yang sudah divaksinasi, negara bagian Australia Barat masih memiliki beberapa persyaratan ketika dibuka pada 3 Maret mendatang.
Australia berada di belakang destinasi lain seperti Thailand dan Inggris yang sudah dibuka sebelumnya dan tidak lagi mengharuskan karantina bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh.
Minggu lalu Tourism Australia meluncurkan kampanye iklan pertama untuk menarik turis dengan dana Rp400 miliar, bertajuk Come and Say G'Day – Don't Go Small di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia dan Kanada.
Menteri Pariwisata Dan Tehan mengatakan kampanye ini merupakan langkah pertama dalam strategi jangka panjang untuk memulai kembali geliat wisata di Australia.
Namun survei yang dilakukan oleh Dewan Ekspor Wisata Australia (ATEC) mengatakan 66 persen operator wisata di sini mengkhawatirkan soal rendahnya kepercayaan konsumen untuk membeli paket wisata ke Australia.
"Sementara pemerintah melakukan kampanye global untuk mendorong kembalinya turis ke Australia, ada kekhawatiran di kalangan konsumen untuk datang ke sini karena kebingungan dengan pembatasan yang masih berlaku di beberapa negara bagian dan juga kemungkinan perbatasan ditutup sewaktu-waktu," kata direktur pelaksana ATEC Peter Shelley.