Perdebatan Atribut Islam Nusantara ala Jokowi
jpnn.com - ISLAM apakah yang kita peluk sekarang? Islam Nusantara, Islam Indonesia, Islam Jawa, Islam kosmopolitan, Islam liberal, Islam konservatif, atau Islam-Islam lainnya?
Seabrek atribut itu bisa ditempelkan di belakang “Islam” dan, setiap kali atribut tersebut ditempelkan, selalu saja timbul interpretasi bermacam-macam yang bisa menjurus pada debat berkepanjangan.
Ketika beberapa tahun silam Islam diberi atribut ”liberal”, pro-kontra pun ter sulut seperti api yang memakan rumput ke ring.
Beberapa tahun ber jalan, perde batan itu nyaris tidak meng hasilkan apa-apa, kecuali debat wacana.
Agenda-agenda yang dilempar aktivis Islam liberal tetap menjadi wacana, sementara kelompok-kelompok yang geregetan ingin memberangus gerakan Islam liberal pelan-pelan menyurut dan nyaris tak terdengar lagi.
Beberapa waktu belakangan ini muncul kembali perdebatan setelah Islam diberi atribut ”Nusantara” oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasti tidak ada yang baru dalam perdebatan tersebut.
Itu adalah perdebatan yang berlangsung seumur Republik Indonesia. Sejak para founding fathers kita menggagas dasar negara, perdebatan tersebut mengemuka dalam kemasan yang berbeda.
Islam Nusantara adalah sebuah gagasan akulturasi Islam. Nilai-nilai tertentu dalam Islam ”disesuaikan” dengan budaya Nusantara.