Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Perekonomian Indonesia Diprediksi Aman, tetapi Perlu Mewaspadai Laju Inflasi

Selasa, 02 Agustus 2022 – 08:25 WIB
Perekonomian Indonesia Diprediksi Aman, tetapi Perlu Mewaspadai Laju Inflasi - JPNN.COM
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memprediksi inflasi akan terus naik secara substansi maupun mendasar pada Semester kedua tahun 2022. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan eksternal yang dapat memengaruhi perekonomian nasional. Mulai dari pandemi yang belum selesai, perang Rusia-Ukraina dan juga perlambatan ekonomi negara maju, yaitu Amerika Serikat dan China.

“AS, China, dan Eropa adalah tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun,” kata Sri Mulyani.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2022 mencapai US$141,07 miliar atau naik 37,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$133,31 miliar atau naik 37,33 persen.

Namun, menurut Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman perekonomian Indonesia masih ditopang konsumsi dalam negeri yang kuat.

“Indonesia ekonominya cenderung tidak terlalu open. Sekitar 50 persen lebih ekonomi Indonesia ditopang konsumsi dalam negeri. Jadi, dampaknya seharusnya tidak signifikan. Ditambah permintaan batu bara tetap kuat, ya walau China melambat. Karena permintaan Eropa naik di tengah penurunan impor energi dari Rusia,” kata pria yang akrab disapa Oce ini, Senin (1/8/2022).

Hal lain yang dikhawatirkan adalah laju inflasi dalam negeri. BPS melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61 persen. Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi.

Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35 persen sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Ada tiga faktor yang memengaruhi inflasi, yaitu harga bahan pokok, transportasi dan konsumsi rumah tangga seperti listrik dan bahan bakar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close