Perempuan Hollywood Bangkit Melawan Pelecehan Seksual
jpnn.com - Tahun 2017 jadi momen kelam bagi dunia perfilman Hollywood. Banyak perempuan, dari kalangan aktris, tim produksi, maupun pekerja kerah biru, menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual.
Yang paling menyita perhatian tentu gugatan terhadap Harvey Weinstein, co-founder Miramax dan The Weinstein Company. Kasus itu memantik para korban untuk mengungkap kejahatan nama besar lainnya. Mulai Kevin Spacey hingga sutradara Bryan Singer.
Tahun ini hal serupa tidak boleh terulang. Sebanyak 300 pekerja perempuan di Hollywood Senin (1/1) merilis inisiatif pencegahan kekerasan seksual bertajuk Time's Up.
Nama-nama besar seperti Reese Witherspoon, Natalie Portman, produser Shonda Rhimes, sutradara Ava DuVernay, hingga pengacara Nina L. Shaw ikut mencetuskan aksi tersebut.
Tidak ada sosok sentral maupun ketua dalam gerakan Time's Up. Namun, Rhimes dan Witherspoon memegang peranan kunci di sana.
’’Mencari nafkah tidak seharusnya mengorbankan keselamatan, harga diri, dan moral seseorang. Setiap orang berhak bekerja di lingkungan yang bebas dari kekerasan, ancaman, dan diskriminasi,’’ tegas Rhimes dalam surat terbuka pada momen rilis Time's Up.
Dia juga menyinggung dominasi perempuan dan kalangan nonkulit putih. ’’Sebanyak 51 persen populasi adalah perempuan dan lebih dari 30 persennya orang-orang kulit berwarna. Seluruhnya penting dan punya suara yang harus didengar,’’ katanya.
Hal serupa diungkap Witherspoon via Twitter. ’’Aku berdiri bersama SELURUH PEREMPUAN di industri mana pun untuk mengatakan #TimesUp (waktu habis, Red) pada kekerasan, pengucilan, dan sikap merendahkan,’’ cuitnya. Aktris 41 tahun itu juga menyertakan tautan ke situs Time's Up.