Perguruan Tinggi Swasta Paling Kekurangan Dosen
jpnn.com - JAKARTA - Indonesia tak hanya kekurangan tenaga guru, namun juga tenaga dosen. Dari sebanyak 5,6 mahasiswa di Indonsia, jumlah dosen pengajar hanya mencapai sekitar 160 ribu orang. Jumlah itu dirasa kurang mumpuni untuk dapat menciptakan pembelajaran yang baik.
Kekurangan tenaga dosen tersebut paling banyak dirasakan oleh perguruan tinggi swasta. Selain dikarenakan minimnya minat masyarakat menjadi dosen, hal itu juga disebabkan karena banyak diantara mereka yang lebih memilih untuk mengajar di perguruan tinggi negeri.
"Swasta yang paling banyak, mereka yang paling butuh," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh usai acara pelepasan tenaga dosen beasiswa unggulan di Jakarta, kemarin.
Dari nama-nama universitas yang akan ditempati oleh para dosen beasiswa unggulan Dikti ini, semakin memperjelas kekurangan tersebut. Seperti universitas Mercu Buana, Universitas Asahan, Universitas Samudra Langsa, universitas globe Mandiri dan beberapa lainnya.
Perguruan tinggi swasta tersebut akan menerima penyaluran tenaga dosen paling banyak dibandingakan dengan perguruan tinggi negeri.
"Pada pelepasan kali ini aka nada sekitar 178 orang yang akan kita salurkan menjadi tenaga pengajar di 69 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta," jelas Nuh.
Lebih lanjut, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso mengatakan bahwa nantinya para dosen tersebut akan dibantu oleh pihaknya untuk masalah gaji. Pemerintah akan memberikan gaji selama enam bulan ke depan pada mereka. Setelah itu, mereka akan secara resmi menjadi dosen tetap non PNS di perguruan tinggi tempat mereka ditempatkan.
"Mereka akan menerima nomor induk dosen nasional beserta seluruh hak yang melekat sesuai undang-undang yang berlaku, sebagaimana seperti dosen tetap PNS," ungkap mantan rektor ITB itu.