Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Periksa Rhesus Darah sebelum Hamil

Ketidakcocokan Ibu dan Janin Akibatkan Keguguran

Selasa, 20 Agustus 2013 – 11:00 WIB
Periksa Rhesus Darah sebelum Hamil - JPNN.COM

"Saat itu antibodi sudah mengenali antigen D. Saat ada darah bayi yang masuk melalui titik-titik bercak plasenta, antibodi akan segera masuk ke dalam kandungan dan merusak sel darah merah bayi yang mengandung antigen D," jelasnya.

Soekry menegaskan, hal itu membahayakan nyawa bayi. Pasalnya, eritrosit bayi bisa rusak dan menimbulkan berbagai risiko yang berbahaya. Misalnya, terjadi keguguran dan nyawa bayi tidak terselamatkan. Jika saat usia kehamilan masih muda ibu sudah mengetahui bahwa rhesus darahnya tidak sama dengan bayi, masih ada kesempatan untuk mengatasinya.

"Transfusi darah harus dilakukan pada bayi. Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk menetralisasi antibodi pada sang ibu. Tapi, prosesnya sangat rumit dan lama. Jika tidak berhasil, risiko pada bayi sangat tinggi," papar ahli forensik RSUD dr Soetomo tersebut.

Dia menambahkan, meski bisa diselamatkan sampai lahir, bayi berisiko mengalami hemolytic of newborn disease (HDN). Yaitu, penyakit pada bayi yang baru lahir akibat sel darah merah rusak. Sel darah merah tersebut rusak karena ketidakcocokan rhesus. Penyakit itu sering disebut juga sebagai eritroblastosis fetalis. Bayi akan mengalami anemia, gagal jantung, dan hydrops fetalis.

Sedangkan jika kasusnya ringan, bayi bisa menderita penyakit kuning. "Apabila tidak segera ditangani, jaringan otak bisa rusak," katanya.

Jumlah pemilik rhesus negatif itu sangat sedikit. Di Indonesia hanya 700 orang. Sementara di Jatim, hingga Juni lalu ada sekitar 148 orang yang terdeteksi memiliki darah golongan rhesus negatif. Keberadaan mereka yang sudah terdeteksi rhesus negatif sangat membantu donor darah rhesus negatif. Kini mereka sudah tergabung dalam komunitas rhesus negatif yang jumlahnya 117 orang di Jatim.

Soekry menyarankan, meski 85 persen manusia di dunia memiliki rhesus positif, masyarakat harus memeriksakan rhesus darah. Sebab, apabila seseorang tidak mengerti rhesus darah, saat membutuhkan transfusi darah dan baru mengetahui bahwa rhesusnya negatif, akan sangat sulit mencari donor. Apalagi bagi ibu dengan kehamilan kedua. "Jauh-jauh hari atau sebelum hamil, ibu harus memeriksakan darah," ucapnya. (chu/c7/end)

PEMERIKSAAN golongan darah sering kali dianggap remeh oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat hanya mengetahui golongan darahnya, termasuk A,

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA