Peringati Hari Bhayangkara, KontraS: Perbaikan Palsu Institusi Polri
"Pendekatan kekerasan masih kerap dilakukan oleh kepolisian utamanya terhadap aksi penyampaian ekspresi di Papua. Hal ini sekaligus mempertontonkan bahwa negara tak handal dalam menanggapi kritik publik dan diskriminatif terhadap aspirasi OAP. Cara pandang stigmatisasi dan sekuritisasi pada akhirnya hanya membuat korban berjatuhan," kata Fatia.
Rangkaian masalah yang berkaitan dengan Kepolisian juga menjadi sorotan masyarakat.
Hal tersebut tercermin dari viralnya tagar #PercumaLaporPolisi, #1Day1Oknum, dan #ViralForJustice.
Fenomena ini ramai di media sosial karena banyak kasus-kasus yang tidak ditindaklanjuti atau ditolak Kepolisian dengan berbagai alasan.
"Hal ini jelas semakin menjauhkan Kepolisian sebagai institusi yang dapat diandalkan dan dapat memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat. Begitupun dalam hal perspektif gender, pengarusutamaan belum maksimal dilakukan," ujar Fatia.
Masalah yang melibatkan Kepolisian lainnya berkaitan dengan ketidakseriusan institusi dalam menjatuhkan hukuman pada pelanggar disiplin, etik maupun pidana.
"Rentetan permasalahan tersebut sudah cukup memberi desakan agar Korps Bhayangkara dapat melakukan evaluasi secara serius dan mendalam."
"Perbaikan harus ditujukan pada kinerja, bukan hanya citra. Sejumlah langkah konkret harus dilakukan segera guna mewujudkan institusi Kepolisian yang lebih transparan, akuntabel dan profesional," pungkas Fatia Maulidiyanti. (mcr9/jpnn)