Perjuangan Dian Syarief Mengedukasi Masyarakat tentang Penyakit Lupus
Maju ke Menkes dan Adakan Sayembara Teliti ObatSabtu, 22 Januari 2011 – 08:46 WIB

TELATEN: Chairperson Syamsi Dhuha Foundation, Dian Syarief di depan kantor. Yayasannya getol mendidik masyarakat tentang penyakit lupus. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Dian menuturkan, penyakit lupus belum banyak diketahui masyarakat. Gejalanya sering disalahtafsirkan sebagai tifus, demam berdarah, atau TBC. Lupus, kata dia, memang penyakit yang pandai meniru penyakit lain, sehingga sering membingungkan orang. Padahal, lanjut Dian, lupus adalah penyakit dengan kekebalan tubuh yang terlalu aktif hingga menyerang organ-organ yang sehat.
Di permukaan, gejalanya seperti demam berdarah. Misalnya, trombosit menurun dan demam berkepanjangan. Kadang juga sariawan parah yang tak sembuh-sembuh. "Penyakit ini seperti kebalikan HIV," ungkap Dian yang diserang lupus sejak 1999.
Karena itu, Syamsi Dhuha kemudian tergerak untuk mengedukasi masyarakat soal penyakit aneh tersebut mulai 2003. Mereka membuat selebaran, mendatangi rumah sakit, serta sosialisasi lewat buku maupun CD. Baik berupa buku cetak maupun audio book yang bisa dibaca dengan cara mendengarkan. Dian mengakui, organisasi tersebut baru bisa berjalan saat dirinya mulai "berdamai" dengan lupus. Pada kurun 1999?2002, kondisinya sangat parah sampai lupus merenggut indra penglihatannya. Dia menderita low vision. "Mungkin ini cara Tuhan membuat saya lebih peduli terhadap sesama," ujarnya.