Perjuangan Yudiutomo Imardjoko Hidupkan BatanTek yang Hampir Mati
Pilih Pulang meski Digaji Rp 100 Juta di Luar NegeriSabtu, 14 Juli 2012 – 00:14 WIB
"Saat pelajaran Fisika dijelaskan tentang adanya atom, yang "ukurannya sangat kecil tapi energinya luar biasa besar. Itu memancing keingintahuan saya," kata Yudi kepada Jawa Pos yang menemui di kantornya Rabu (4/7) lalu.
Keingintahuan tersebut mengantarnya masuk ke Fakultas Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada (UGM). Berkat prestasi akademiknya, setelah meraih gelar sarjana, Yudi langsung diterima sebagai dosen di almamaternya dengan status calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Tetapi hanya berselang enam bulan, Yudi harus meninggalkan UGM karena mendapat beasiswa untuk memperdalam ilmu nuklir di Iowa State University pada jenjang S-2 dan S-3. Hebatnya, dia mampu meraih gelar MSc dan PhD dalam waktu enam tahun. Capaian itu mengukuhkan Yudi sebagai orang Indonesia termuda yang berhasil merengkuh gelar doktor di usia 32 tahun pada 1995.