Perkuat Industri Baja, Indonesia Pererat Kerja Sama dengan Taiwan
jpnn.com, TAIPEI - Indonesia dan Taiwan terus berupaya memperkuat kerja sama di bidang industri baja dengan melibatkan para pelaku usaha dari kedua belah pihak.
"Kalau bisa kerja sama tidak hanya diinterpretasikan sebatas peningkatan investasi dan pembukaan akses pasar saja, melainkan juga harus mencakup akses sumber daya industri, seperti transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia," kata Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Budi Santoso, dalam keterangannya yang diterima di Beijing, Rabu.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, adalah membuka jaringan produksi global agar industri baja Indonesia dan Taiwan dapat membuka akses bersama ke pasar yang lebih luas.
Ia menyebutkan sektor logam dasar, produk logam, dan peralatan industri non-mesin menyumbang 31 persen dari total investasi Taiwan di Indonesia dalam lima tahun terakhir.
Total nilai perdagangan antara Indonesia dan Taiwan di sektor produk baja sebesar 2,94 miliar dolar AS pada 2021. Lalu pada Januari-Oktober 2022 perdagangan sektor produk baja mencapai 2,53 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 6,41 persen dibandingkan periode Januari-Oktober 2021.
"Angka-angka tersebut menunjukkan semakin kuatnya kerja sama industri antara Indonesia dan Taiwan di sektor baja," kata Budi menambahkan.
Menurut dia, belum lama ini Indonesia-Taiwan menggelar acara "5th Steel Dialogue" secara virtual untuk mengevaluasi kerja sama industri sektor baja yang telah berjalan dan membahas potensi kerja sama lain yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
Perkembangan terakhir dari kebijakan fiskal tarif tinggi Indonesia terhadap baja impor yang berasal dari Taiwan juga dibahas dalam forum tahunan itu.