Perlu Inovasi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia
“Untuk mengubah kualitas guru saat ini, dibutuhkan banyak waktu. Kita di Indonesia ada 4 juta guru dan kalau kita bisa melatih guru 100 ribu per tahun saja, selesainya akan 40 tahun lagi. Dan mungkin saat itu dunia sudah berubah lagi,” kata Belva.
Akses internet dan inovasi, menurut Belva, adalah kunci dari pemberdayaan guru dan murid. Hal itu sejalan dengan lonjakan pengguna internet di Indonesia yang pada 2008 sebanyak 25 juta pengguna, menjadi 171 pengguna internet pada 2018.
“Semua revolusi pendidikan akan membutuhkan elemen digital,” ujarnya.
Melli Darsa menjelaskan, seluruh dunia telah menyepakati bahwa pendidikan merupakan bagian dari hak asasi manusia, seperti yang tercantum dalam United Nations Declaration of Human Rights. Oleh karena itu, Melli berharap HCI dapat memberikan kontribusi nyata di dalam mewujudkan misi mencetak SDM Indonesia yang unggul serta kompetitif, baik di level nasional maupun internasional.
“Harvard Club Indonesia menyadari bahwa kami para alumni telah mendapatkan banyak hal. Untuk itu, kami ingin turut serta memberikan sumbangsih dari apa yang kami peroleh di Harvard University kepada peningkatan sumber daya manusia,” ujar Melli dalam sambutannya.
Melli menyambut baik program Pemerintahan Presiden Joko Widodo di periode kedua yang memprioritaskan pembangunan SDM. Hal tersebut terlihat dari Program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bahagia.
Gatot P Soemartana, mengungkapkan, Merdeka Belajar merupakan terobosan untuk mengejar ketertinggalan sistem pendidikan Indonesia dengan negara maju. Dengan merdeka belajar diharapkan tercipta fleksibilitas dan menghilangkan keseragaman yang kaku, sehingga membuka peluang untuk kreativitas dan inovasi.
“Pada akhirnya hasilnya sesuai dengan kemampuan maksimal yang dimiliki anak didik,” ucap Gatot.