Perlu Menarasikan Terjadinya Danau Toba Kepada Peserta Grand W-20 Summit
Oleh karena itu, sebelum penyelenggaraan event, menurut Sanggam Hutapea ada baiknya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginisiasi pertemuan dengan Gubernur Sumatera Utara dan para bupati di delapan kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba.
Delapan kabupaten itu adalah Toba, Samosir, Karo, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbanghasundutan, Pakpak Bharat dan Dairi perlu merumuskan satu narasai yang kuat tentang Danau Toba.
Di samping menyusun narasi tentang Danau Toba, Sanggam menyarakan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menggarap peninggalan sejarah, kekayaan budaya, kesenian lokal, sampai kuliner tradisional yang ada di kawasan Danau Toba .
Di bidang kebudayaan misalnya, perlu digarap ritual kebudayaan untuk dipertunjukkan kepada para peserta side events G20, yang datang nanti ke Danau Toba.
Sanggam mencontohkan salah satu ritual yang sakral dan masih terjaga adalah Sipaha Lima. Acara para ini digelar sebagai bentuk syukur atas rezeki, kesehatan, dan keselamatan sepanjang tahun kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Ritual kebudayaan yang khas harus dikemas menarik dan dijadikan kelender pariwisata secara rutin, di samping tentu penting untuk dilestarikan sebagai warisan budaya sakral suku Batak,” katanya.
Menurut Sanggam, pertemuan Grand W-20 Summit harus dimanfaatkan maksimal untuk mempromosikan pariwisata Danau Toba, berikut hasil kerajinan usaha kecil dan menengah (UMKM) seperti Ulos, ukiran-ukiran, dan kuliner.
Jika memungkinkan selama pertemuan Grand W-20 Summit di Danau Toba, digelar food festival untuk mengangkat potensi wisata kuliner. Sebab banyak masakan khas Sumatera Utara yang pantas jadi potensi wisata kuliner.