Perlukah Nasionalisme Ditanamkan pada Anak?
Minggu, 15 Agustus 2010 – 10:39 WIB
Eva juga berharap, kalimat yang baru saja diucapkannya tidak sekadar kata-kata, namun benar-benar diprektikkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para pendidik; orangtua dan guru di sekolah. “Siapapun dapat melakukan tanggung jawab ini sesuai peran yang diembannya masing-masing. Intinya anak-anak dikenalkan dengan sejarah nasional, diajarkan demokrasi kecil-kecilan di rumah, dan diajak kegiatan yang berhubungan dengan hari-hari besar nasional,” lanjut Eva memberikan masukan sederhana bagaimana cara menanamkan rasa nasionalisme pada anak.
Berbeda dengan Eka Widi Astuti, pengajar di salah satu sekolah swasta ini lebih menekankan kewajiban memupuk rasa nasionalisme dari latar belakang sejarah nasional.“Dengan mengetahui sejarah, mereka kenal siapa para pendahulunya,” tutur ibu yang dipanggil Mimi oleh kedua anaknya ini singkat.
Eka juga mencontohkan beberapa cara menanamkan rasa nasionalisme yang dilakukannya antara lain mengunjungi taman makam pahlawan, tempat-tempat bersejarah, mengajak menonton film dokumenter, dan film-film perjuangan lainnya. “Serta menghafal pancasila dan nama para pahlawan. Yang terpenting pengamalan sila-silanya,” tandas Eka yang berharap besar seluruh anak Indonesia menjiwai pancasila, terutama sila pertama; Ketuhanan yang Maha Esa.