Permintaan Pakar Intelijen Kepada TNI-Polri Terkait Kunjungan Presiden Prabowo ke Luar Negeri
“Jadi, kalau diam saja atau mungkin malah menghindari itu nanti akan terus ada aksi, diajak dialog saja pendapatnya ditampung saling berdiskusi itu sih yang lebih tepat,” tambahnya.
Stanislaus menegaskan, untuk menjaga kondusifitas dalam negeri, diperlukan dukungan solid dari aparat keamanan dan intelijen dalam mencegah berbagai ancaman, termasuk dalam pilkada serentak ini.
Dari sisi aparat keamanan, mereka harus menutup celah atau pintu masuk bagi ancaman, sementara intelijen bertindak melemahkan gerakan-gerakan aktor yang berencana membuat teror.
“Secara teori, ancaman muncul karena adanya eksploitasi terhadap kerawanan. Pihak keamanan harus menutup kerawanan tersebut, memastikan tidak ada pintu masuk bagi ancaman. Sementara intelijen bekerja menurunkan minat para aktor tersebut,” katanya.
Selain itu, ia menyarankan agar tidak terburu-buru melakukan tindakan represif kepada pihak yang diduga akan membuat kegaduhan. Pendekatan humanis lebih efektif untuk meredam gerakan mereka.
“Untuk menutup kerawanan, aparat keamanan bertindak. Jika ingin menurunkan minat aktor-aktor itu, intelijen bisa melakukan pendekatan melalui diskusi. Teknik penggalangan seperti ini bisa menciptakan suasana yang lebih kondusif,” ujar Stanislaus.
“Jadi, bukan dengan tindakan represif, tetapi dialog. Dalam negara demokrasi, adanya pendapat yang berbeda itu konsekuensi. Maka, dialog bisa menurunkan minat aktor, sehingga ancaman berkurang sesuai teori,” tegas Stanislaus.(fri/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?