Pernyataan Waketum MUI soal Kasus Gubernur NTB Dimaki
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi menyesalkan kejadian yang menimpa Gubernur NTB Tengku Muhammad Zainul Majdi di Bandara Changi Singapura., Minggu (9/4).
Ucapan seorang calon penumpang asal Indonesia inisial SHS terhadap Gubernur NTB itu sangat keterlaluan dan berbau SARA sehingga dikhawatirkan dapat memicu ketersinggungan, bukan hanya kepada Gubernur NTB tetapi juga kepada yang lain.
"Apa yang diucapkan saudara SHS itu adalah bentuk ujaran kebencian, merendahkan harkat dan martabat kemanusiaan serta bisa melukai perasaan bangsa Indonesia," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN, Sabtu (15/4).
Diberitakan di sejumlah media, peristiwa ini bermula saat Gubernur NTB dan istrinya sedang antre di counter Batik Air di bandara tersebut, saat hendak ke Jakarta.
Namun tiba-tiba ada calon penumpang lain di antrean belakang menyampaikan protes dengan kata-kata kasar disertai makian.
Dia protes karena menduga gubernur NTB nyelonong, tidak mau antre. Padahal diketahui gubernur sudah ngantre, hanya saja sejenak meninggalkan antrean untuk bertanya kepada petugas. Sementara, sang istri masih berada di antrean.
Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, sebagai bangsa Indonesia, SHS tidak sepatutnya mengungkapkan kata-kata yang berkonotasi merendahkan jadi diri bangsa Indonesia.
Apalagi bernada rasis yang mempertentangkan pri nonpri seolah dia merasa bukan menjadi bagian dari bangsa ini. Hal ini juga menunjukkan betapa rendahnya nilai nasionalisme SHS itu sendiri.