Persaingan Rekrutmen PPPK Ketat, Mendikbud Harus Beri Kebijakan Khusus untuk Guru Honorer K2
jpnn.com, JAKARTA - Persaingan dalam rekrutmen PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) dipastikan ketat. Pasalnya, guru usia muda dan tua sama-sama diadu dalam kompetisi daring.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim khawatir, guru honorer K2 yang masa pengabdiannya lebih lama dibandingkan kategori lainnya hanya sedikit yang akan lulus.
"Bukannya saya meremehkan guru honorer K2 yang banyak usianya sudah lanjut. Mereka itu lebih banyak menguasai praktik mengajar ketimbang teori," kata Satriwan kepada JPNN.com, Kamis (4/3).
Berbeda dengan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang banyak hafal teorinya tetapi praktiknya sangat minim. Apalagi dalam rekrutmen PPPK, lulusan PPG yang belum pernah mengajar diberikan kesempatan.
"Ini yang kami khawatirkan. Mohon maaf, guru-guru honorer K2 yang sudah tua memegang mouse saja sudah canggung apalagi mengisi jawaban di laptop atau komputer," ucap Satriwan.
Mantan wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ini menambahkan, hal lain yang sangat memengaruhi guru honorer K2 dalam tes PPPK nanti ialah mental. Banyak di antara mereka yang sudah down sebelum bertanding. Mereka pasrah tidak lulus tes.
Tidak sedikit pula yang merasa tidak mampu mengerjakan soal-soal karena susah bagi mereka untuk kembali belajar.
"Mas Menteri Nadiem Makarim tahu enggak sih, guru honorer K2 itu sudah banyak yang punya cucu. Ada yang kalau beruntung lulus tes tahun ini, tahun depan sudah pensiun. Ini fakta di lapangan yang sangat memiriskan hati," ucapnya.