Persebaya Merasa Kena Pelonco Komdis PSSI, Ini Rinciannya
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Disiplin PSSI memutuskan Persebaya Surabaya harus membayar denda total Rp 410 juta, karena tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh suporter, panpel, serta pemainnya ketika menjamu Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo pada 6 Mei lalu.
Porsi aling besar adalah tentang tindakan suporter. Komdis PSSI menjatuhkan sanksi sebesar Rp 300 juta. Bonek dinilai terbukti melakukan lemparan botol, menyalakan flare dan smoke bomb, maskot Persebaya (Zoro) mengacungkan jari tengah ke pemain Arema FC, serta pembalikan nama Arema FC di papan skor.
Selanjutnya panpel didenda Rp 100 juta karena dinilai tidak memberikan rasa aman kepada tim tamu. Adanya suporter yang mengencingi gawang lawan juga masuk dalam catatan tersebut. Terakhir, Rp 10 juta diberikan kepada pemain Persebaya Oktafianus Fernando karena terlibat insiden dengan pemain Arema. Ovan –sapaannya- juga dilarang main sebanyak dua kali.
Denda itu membuat manajemen Persebaya berang. Manajer Persebaya Chairul Basalamah menilai denda itu terlalu mengada-ada. Tidak sesuai fakta dan sangat memberatkan tim. ’’Gini lo perbandingannya. Yang turun ke lapangan dan menghentikan pertandingan saja kena berapa. Kami yang aman-aman saja tidak ada masalah kok lebih tinggi, kami anak baru kok di-pelonco seperti ini,’’ tegasnya.
Pria yang akrab disapa Abud itu mengatakan bakal mengajukan banding terkait sanksi itu. hari ini, surat banding akan dilayangkan kepada Komdis PSSI. ’’Masalah Ovan juga paling kami soroti, harus ada sebab akibat dong ketika ngasih sanksi. Ovan melakukan itu karena Hendro (Siswanto) menginjak duluan. Kok hukuman keduanya sama, mana keadilannya?’’ paparnya.
Ketika masih dipusingkan masalah sanksi, Persebaya kembali diuji kesabarannya. Kali ini perihal kinerja wasit Mustafa Umarela yang memimpin pertandingan antara Borneo FC melawan Persebaya, Jumat (11/5) kemarin.
Abud menegaskan kepemimpinan wasit sangat buruk dan merugikan timnya. Salah satu yang paling dirugikan adalah gol offside yang dicetak oleh Lerby Eliandry di menit ke-86. Padahal, dalam tayangan lambat gol sundulan tersebut terbukti dilakukan dalam posisi offside. Bahkan, hakim garis sempat terlihat mengangkat bendera pertanda Lerby offside tapi kemudian membatalkannya.
Karena itu, Abud menegaskan akan mengirimkan surat protes. Menurutnya, sepak bola Indonesia tidak bisa maju jika kepemimpinan wasit selalu condong ke tuan rumah. ’’Ini jelas merugikan kami. Kami harusnya bisa menang, tapi karena tindakan wasit itu kami gagal,’’ ucapnya.