Pertama Kali Pak Dubes Merasakan Suhu Ekstrem
jpnn.com, JAKARTA - Mohamad Wahid Supriyadi, duta besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, harus aktif berkeliling negara yang superluas itu. Termasuk saat mengunjungi Kota Arkhangelsk di musim dingin.
Di kota itulah untuk kali pertama Wahid merasakan suhu ekstrem. Bukan sekadar musim dingin ala Eropa.
”Suhunya minus 30 (derajat Celsius, Red),” terangnya saat berbincang dengan Jawa Pos di KBRI Moskow Senin lalu (10/12).
Untuk ukuran orang Indonesia yang terbiasa dengan suhu tropis 28–32 derajat Celsius, kondisi tersebut tergolong ekstrem.
Kala itu, Desember 2016, Wahid harus berkunjung ke Arkhangelsk selama tiga hari. ”Baju harus rangkap-rangkap. Kalau saya, bisa rangkap tujuh semuanya,” lanjut pria kelahiran Kebumen, Jateng, itu.
Termasuk di dalamnya jaket tebal yang sesuai untuk musim dingin. Kepala dan wajah juga ditutup rapat, hanya menyisakan bagian mata. Meski hanya tiga hari, kunjungan tersebut menjadi pengalaman berharga bagi Wahid. Satu hal yang dia pelajari, manusia memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa.
”Saya nggak membayangkan bisa hidup di suhu minus 30 (derajat Celsius, Red). Ternyata bisa juga,” tambah mantan konsul jenderal RI di Melbourne, Australia, itu. (byu/c11/oni)