Pertamina Diingatkan Tak Tutupi Kerugian dengan Bebani Rakyat
jpnn.com - JAKARTA - Lingkar Studi Strategis (Lingstra) mengkritik keras pernyataan Direktur PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto yang ngotot tidak akan menurunkan harga BBM bersubsidi meski saat ini harga minyak mentah dunia tengah anjlok.
Alasan Pertamina mempertahankan harga demi menutupi kerugian di sektor hulu migas dinilai tidak bisa diterima. “Kerugian di sektor hulu itu bukan urusan rakyat. Sebagai sebuah Perusahaan besar semestinya Pertamina tahu betul langkah yang harus diambil supaya tidak terjadi kerugian,” kata Direktur Lingstra, Iqbal Nusantara saat dihubungi, Jumat (22/1).
Iqbal menambahkan BBM sebagai salah satu kebutuhan hajat hidup orang banyak, sudah selayaknya diberikan dengan harga yang tidak terlampau mahal. “BBM itukan barang PSO, tidak boleh Pertamina meraup untung banyak dari rakyat,” tegas Iqbal.
Sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto membenarkan, jika sampai saat ini Pertamina memang menahan harga BBM untuk tidak turun. Padahal harga minyak mentah sudah menyentuh angka USD 30 per barel.
“Jadi Pertamina melakukan subsidi silang dari sektor hulu dan hilir ketika harga minyak dunia mengalami penurunan. Keuntungan yang diperoleh di sektor hilir digunakan untuk menutupi kerugian disektor hulu,” ungkapnya, Rabu (20/1) kemarin.
Kebijakan harga Pertamina ini berpotensi menimbulkan penjualan BBM secara ilegal oleh pelaku industri. Pasalnya, bahan bakar non subsidi yang mereka gunakan harganya diperkirakan sudah lebih murah dari premium atau solar. (dil/jpnn)