Pertamina Kembangkan Sejumlah Strategi sebagai Upaya Mencapai Target Bebas Emisi 2060
Salyadi menyebutkan Pertamina menargetkan pengurangan karbon dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada 2060.
Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan pada tahun 2030 penurunan emisi sebesar 29 persen dengan kemitraan global.
"Dekarbonisasi bisnis dilakukan melalui efisiensi energi, peningkatan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan loss, elektrifikasi armada dan peralatan statik, penangkapan dan penyimpanan karbon (penggunaan sendiri), menggunakan armada dengan bahan bakar rendah atau nol karbon,” papar Salyadi.
Adapun untuk pengembangan bisnis baru, lanjut Salyadi, dapat diwujudkan melalui produksi energi baru terbarukan.
Kemudian pembangunan EV charging & swapping, produksi hidrogen biru/hijau untuk digunakan oleh manufaktur atau transportasi, pelaksanaan nature based solutions, produksi baterai dan kendaraan listrik, produksi biofuel serta menjalankan bisnis pasar karbon dan CCS/CCUS terintegrasi.
“Upaya menjalankan transisi energi oleh Pertamina ini sekaligus untuk memastikan ketahanan energi Indonesia,” ujar Salyadi.
Sejalan dengan transisi energi, lanjut Salyadi, Pertamina juga berkomitmen mengembangkan infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan sebesar USD 30-40 miliar pada 2060.
“Penandatanganan NZE Commitment sebagai langkah konkret untuk mendukung agenda transisi energi Pemerintah Indonesia dalam mencapai target NZE nasional,” harapnya.