Pertamina Sebut Bioenergi Tidak Akan Ganggu Ketahanan Pangan
Nicke menambahkan, bioenergi di Indonesia tidak akan mengganggu ketahanan pangan karena yang diproses menjadi energi merupakan sisa atau ampas dari sumber nabatinya.
“Kami harus menjamin bahwa upaya mencapai ketahanan energi juga bisa sejalan dengan upaya mencapai ketahanan pangan, tidak boleh ada yang terdisrupsi,” ungkap Nicke.
Dalam kesempatan tersebut, Nicke menyampaikan soal Energy Trilemma yang harus dihadapi Indonesia termasuk Pertamina, yaitu energy security, energy sustainability, dan energy affordability.
"Saat ini energy security menjadi prioritas untuk Indonesia, tapi di saat bersamaan kami juga tidak melupakan energy affordability dan sustainability, " ujar Nicke.
Oleh karena itu, menurut Nicke penting dilakukan transisi energi, dengan menggunakan sumber daya alam domestik untuk mereduksi karbon emisi juga menghadirkan kemandirian dan ketahanan energi bagi Indonesia.
Terkait potensi di bidang energi, Indonesia memiliki peluang untuk bisa menjadi bagian penting dalam mendukung energi security di mana Indonesia adalah salah satu penghasil nikel dan bauksit terbesar di dunia yang merupakan material yang diperlukan untuk pengembangan baterai Electric Vehicle (EV).
Indonesia juga mempunyai potensi new and renewable energy mulai dari nature based solutions dan carbon capture utilization and storage (CCUS).
Pertamina berkomitmen mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada 2060 atau lebih cepat lagi dengan mengembangkan peta jalan dekarbonisasi aset, pembangunan bisnis ramah lingkungan serta mengembangkan carbon offset.