Pertumbuhan Saham 15 Persen Paling Realistis
Di luar aspek teknis, tren koreksi pada Oktober muncul karena biasanya perusahaan dan pengelola dana investasi mulai berbenah pada bulan itu. ’’Kalau ada kontrak mau masuk biasanya ditolak, lalu diarahkan ke tahun depan kan?’’ ucapnya.
Tahun depan Wilson optimistis IHSG menguat lebih signifikan seiring mulai mengalirnya dana repatriasi ke pasar saham. ’’Kemarin kami hitung. Kalau repatriasi Rp 100 triliun masuk ke pasar modal, price in (kenaikan, Red) ke IHSG bisa 3 persen. Kalau Rp 50 triliun, price in bisa 1,5 persen. Kalau Rp 1000 triliun, price in bisa mencapai 9 persen. Sekarang memang masih melalui gateway ya, 90 persen yang ada di perbankan baru nanti lari ke komponen investasi, tapi akan mengarah ke pasar modal,’’ ujarnya.
Posisi Indonesia juga tidak mengarah ke resesi. ’’Market cycle-nya, ekspansi, kontraksi, lalu resesi. Indonesia pada 2015 belum sampai belok ke arah resesi. Kita baru di kontraksi. Dari kontraksi ini, kita lanjut naik,’’ tuturnya.
Belum lagi dampak penurunan suku bunga yang dipastikan mulai terasa signifikan tahun depan. Beberapa emiten yang sangat terkait dengan bunga akan mulai merasakan dampak pelonggaran moneter itu. ’’Mereka mulai merasakan dampak penurunan suku bunga pada akhir tahun kemarin. Itu baru bisa dirasakan pada bulan keenam tahun ini,’’ katanya. (gen/c5/sof)