Perusahaan Mamin Harus Manfaatkan Produk Hasil Daur Ulang
jpnn.com, TANGERANG - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta pelaku industri nasional membuat terobosan dalam membantu menangani permasalahan sampah. Salah satunya yakni dengan program daur ulang plastik untuk digunakan kembali sebagai bahan baku kemasan.
Kebutuhan plastik sebagai bahan baku industri mencapai 5,6 juta ton per tahun. Sebanyak 2,3 juta ton sudah dipenuhi oleh industri plastik nasional.
Lalu 1,67 juta ton dipenuhi dari impor bijih plastik virgin, sebanyak 435.000 ton dipenuhi dari impor limbah plastik NonB3.
"Baru 1,1 juta ton plastik yang bisa dipenuhi oleh industri daur ulang," ujar Direktur Industri Kimia Hilir, Ditjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Taufiq Bawazier dalam workshop bertema 'Inovasi & Kontribusi Industri Menerapkan Model Pengelolaan Sampah Plastik yang Efektif untuk Menanggulangi Permasalahan Sampah di Indonesia' di Hotel Grand Zuri BSD, Tangerang, Senin (10/12).
Sementara di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Christine Halim mengatakan, dengan semakin banyak perusahaan nasional yang melakukan kegiatan daur ulang, maka secara otomatis akan membantu mengurangi pencemaran lingkungan, menghemat energi, menghemat devisa impor plastik virgin, sekaligus memberi penghasilan untuk para pekerja sektor informal Indonesia.
Christine mencatat saat ini ada 360 perusahaan anggota ADUPI yang melibatkan 4 juta pemulung dalam menjalankan kegiatan produksinya.
"Kami ingin semakin banyak lagi industri makanan dan minuman yang memanfaatkan produk kemasan hasil daur ulang. Kalau di Indonesia saat ini sifatnya belum mandatori, baru sebatas kesukarelaan," ucap Christine.
Salah satu perusahaan yang menurut Christine sudah melakukan kegiatan daur ulang dengan baik adalah PT Tirta Investama, produsen air minum dalam kemasan merek AQUA.