Perwakilan Indonesia Suarakan Penderitaan Muslim Rohingya di Kamp Bangladesh
Keprihatinan dan suara para pengungsi tersebut juga telah disampaikan Yuyun dalam pertemuan AICHR serta pertemuan para menteri luar negeri ASEAN.
“Saya tetap berkomitmen untuk membawa perhatian ASEAN dan negara-negara ASEAN untuk mengatasi masalah ini dan menunjukkan tanggung jawab internasional mereka atas hak asasi manusia serta solidaritas untuk kemanusiaan dengan Rohingya,” ujar Yuyun.
Sejak meletusnya konflik kemanusiaan di Rakhine State pada 2017, Rohingya menjadi salah satu isu yang paling disorot komunitas internasional. Warga Rohingya dilaporkan mengalami persekusi dan pelanggaran HAM sejak 2012, karena mereka dianggap sebagai kelompok etnis di Myanmar yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Meskipun lebih dari satu juta warga Rohingya tinggal di Rakhine State, dekat perbatasan Bangladesh, etnis yang mayoritas Muslim itu tidak memiliki hak kewarganegaraan yang menyebabkan mereka kesulitan mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.
Pemerintah Myanmar menolak hak kewarganegaraan Rohingya dan menganggap mereka sebagai imigran gelap dari Bangladesh.
Hingga saat ini, proses repatriasi warga Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar masih terkendala karena situasi keamanan yang belum kondusif di Rakhine State serta keengganan warga Rohingya untuk direpatriasi jika tidak mendapat jaminan hak kewarganegaraan dan kebutuhan dasarnya. (ant/dil/jpnn)