Pesan 2 Botol Minuman, Pengunjung Bebas di Pondok Baremoh
Bukan saja di luar pondok, dalam bilik-bilik pun dipenuhi sampah puntung rokok, plastik hingga pembungkus kondom berbagai merek. Aktivitas pengunjung dalam bilik-bilik itu terdengar jelas satu sama lainnya.
Tidak terdengar sepatah kata pun pembicaraan antara penghuni bilik. Hanya ada desahan dan desahan. Dalam bilik itu, pasangan muda-mudi bebas berindehoy .
Setelah 30 menit, Padang Ekspres pun keluar dari bilik itu. Sedangkan ketiga pasangan tadi, tetap berkurung dalam bilik itu. Jarum jam baru menunjukkan pukul 16.30, Padang Ekspres pun kembali kedai minuman tadi.
"Berapa dek," tanya Padang Ekspres hendak membayar dua botol minuman ringan. "30 ribu," jawab si pemilik kedai.
Dari pengakuan para pengelola pondok baremoh, tempat ini cukup aman dan tidak pernah dirazia. Setiap kali ada Pol PP yang datang, mereka sudah dapat kabar dari seorang oknum berseragan yang masih memiliki hubungan keluarga jauh. "Tenang saja, Kak, di sini aman. Tidak ada razia," ujar gadis pemilik kedai tadi.
Dari dalam ruangan itu, keluar seorang ibu paruh baya dengan tatapan curiga kepada Padang Ekspres. "Dari mana dek? Baru pertama kali ke sini ya," ujar perempuan berambut pendek itu.
Tak lama kemudian, datang sepasang muda-mudi sekitar umur belasan tahun memesan minuman. Semakin malam, pasangan muda-mudi kota Padang silih berganti berdatangan. Hawa panas di bilik-bilik pondok baremoh, mengalahkan dinginnya angin malam di puncak Bukit Lampu. (***)