Pesan Penting dari Bamsoet untuk Anggota BEM, Singgung Konsep Nawacita
Sebagai gambaran, kata Bamsoet, dalam kurun waktu 2014 - 2019, SETARA Institute mencatat terjadinya 846 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama atau rata-rata 14 kejadian setiap bulannya.
"Ini adalah gambaran nyata bahwa penghormatan terhadap kebinekaan belum sepenuhnya dapat diwujudkan," lanjut legislator Partai Golkar ini.
Alasan terakhir menurut kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, dengan kemajemukan dan kondisi geografis serta kekayaan sumber daya alamnya menempatkan Indonesia sebagai 'center of gravity' komunitas global.
Hal ini menjadikan bangsa Indonesia rapuh terhadap pengaruh dan infiltrasi asing. Maka penghormatan terhadap nilai kebinekaan dalam bingkai NKRI menjadi syarat mutlak demi menjaga kedaulatan sebagai sebuah bangsa.
Bamsoet menilai bahwa gagasan Nawacita yang menjadi pondasi perjuangan Presiden Joko Widodo sejak memimpin Indonesia pada tahun 2014, pada hakikatnya merupakan konsep jawaban atas problematika kebangsaan yang selama ini dihadapi, salah satunya terkait merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.
"Gagasan Nawacita sendiri merupakan penjabaran dari Trisakti yang diambil dari buah pikiran Bung Karno, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," jelas Bamsoet.
Wakil ketua umum Pemuda Pancasila ini menjelaskan, upaya merawat kebinekaan sangat jelas terlihat dari berbagai butir dalam Nawa Cita. Antara lain, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
Kemudian membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Melakukan revolusi karakter bangsa, serta memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.