Pesan Prof Wiku: Kurangi Mobilitas saat Libur Panjang demi Tekan Covid-19
Adapun 1 persen pengurangan kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan maupun tempat rekreasi akan mengurangi 25 kasus dan tiga kematian mingguan. Begitu juga apabila terjadi pengurangan satu persen ke tempat kerja atau work from office, akan mengurangi 18 kasus dan dua kematian mingguan.
"Bisa kita bayangkan berapa banyak nyawa yang bisa kita lindungi dengan pengurangan kunjungan seperti tadi," ujarnya.
Untuk itu, semua pihak baik pemerintah daerah dan masyarakat harus meningkatkan sinerginya untuk menjalankan protokol kesehatan secara disiplin untuk mengantisipasi penularan pada mas libur panjang ini. Ada beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan pada tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Pertama, antisipasi kemunculan kerumunan sosial, politik, budaya, dan keagamaan. Sebaiknya tidak ada kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
"Pemda disarankan meniadakan car free day dan menutup sarana olahraga massal, yaitu stadion, pusat kebugaran dan kolam renang. Lebih baik berolahraga di lingkungan rumah," ujarnya.
Kedua, menyiapkan antisipasi kemunculan kerumunan karena kegiatan ekonomi. Seluruh tempat kegiatan ekonomi harus menerapkan protokol kesehatan.
"Pengelola gedung swalayan, mal, dan pasar tradisional harus melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada seluruh pedagang dan penyewa kios untuk menerapkan protokol kesehatan saat bertransaksi dengan masyarakat," lanjut Wiku.
Khusus antisipasi kerumunan di luar gedung pasar, diperlukan kerja sama dengan pengelola pasar informal bekerja sama dengan organisasi masyarakat dan RT/RW.