Pesanan Vaksin
Oleh Dahlan IskanItulah yang terjadi di Korea Selatan dua bulan lalu. Ketika penduduk di sana dianjurkan menjalani vaksinasi antiflu. Untuk menghadapi musim dingin sekarang ini.
Hebohnya Anda sudah tahu: beberapa orang meninggal dunia. Hoaks pun banyak beredar: mereka itu meninggal akibat menjalani vaksinasi Covid. Padahal itu vaksinasi antiflu.
Penelitian pun dilakukan. Ternyata ditemukan ada yang menaruh kardus berisi vaksin antiflu di luar pendingin. Dianggap masih ada toleransi. Toh udara di luar sudah mulai masuk musim dingin.
Bayangkan kalau kita mendatangkan vaksin Pfizer. Bayangkan juga kebiasaan sembrono kita-kita ini. Maka dari sudut handling di lapangan, saya merasa vaksin Sinovac lebih cocok dengan 'budaya' sembrono kita.
Tentu kita masih harus menunggu pemberitahuan resmi: berapa persen efektivitas vaksin Sinovac itu. Ekspektasi kita pun tidak setinggi vaksin Pfizer yang rata-rata bisa 95 persen. Atau 90 persen untuk golongan umur di atas 60 tahun.
Kalaupun vaksin Sinovac bisa 85 persen baiknya tetap kita terima. Artinya, dari 100 orang yang menjalani vaksinasi ada 15 orang yang tidak muncul imunitasnya.
Kita sudah berharap banyak vaksinasilah jalan keluar dari pandemi ini. Boleh dikata, sekarang ini dunia sedang berebut vaksin. Antar-negara kaya pun berebut barang yang sama.
Karena itu Inggris melangkah lebih dahulu: menyetujui penggunaan vaksin Pfizer. Langkah kuda Inggris ini pun bikin sewot Amerika: kok bisa-bisanya Inggris mengeluarkan persetujuan lebih cepat dari Amerika.