Pesantren Kembangkan Pertanian Melalui KSTM di Bangkalan
Selain itu, menurut Ra Latif, Bangkalan juga memiliki potensi di sektor pertanian dengan 70 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di Kabupaten ini ada 29.000 ha lahan sawah dengan produksi padi mencapai 32.000 ton per tahun dan jagung sebanyak 132.000 ton per tahun. "Juga ada komoditas lokal yang juga potensial seperti durian, salak dan cabe jamu," ucapnya.
Meski demikian, sambung Ra Latif, beberapa indikator masih menunjukkan Bangkalan sebagai daerah tertinggal. Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 60 persen desa di Bangkalan dan 15% penduduknya termasuk kategori tertinggal. "Ketertinggalan ini identik dengan desa dan pertanian, sehingga obat mujarab membangun desa adalah dengan membangun pertanian," tegasnya.
Ra Latif juga sangat mendukung program KSTM tersebut karena selaras dengan program prioritas daerah yang disusunnya, yakni program santri enterpreneur dan penumbuhan 1000 wirausahawan di tiap kecamatan.
“Saya merasa bahagia karena program kerja prioritas ini bisa berjalan selaras dengan program santri tani milenial dari Kementerian Pertanian,” ungkapnya.
Bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan tersebut dilangsungkan selama dua hari, tanggal 8-9 April 2019. Selanjutnya para santri yang tergabung dalam KSTM tersebut akan mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari para penyuluh.
Dalam laporannya, Kepala Bidang Program dan Evaluasi BBPP Ketindan, Riza Fakhrizal menyebutkan Kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten kedua setelah Sumenep yang telah melaksanakan program KSTM di Pulau Madura.
Program santri milenial ini, menurutnya bisa mendorong percepatan pembangunan di daerah, khususnya dari sektor pertanian. Program tersebut sejalan dengan program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.(adv/jpnn)