Pesepeda Indonesia Dzaki Wardana Taklukkan Event Ultra Cycling Paling Bergengsi di Dunia
Sejak awal, Dzaky memang mengaku tantangan tersulit mengikuti TABR adalah cuaca. Tidak mudah bagi orang dari negara tropis mengikuti event ultra cycling dengan cuaca yang dinginnya ekstrem.
Tak hanya itu, perbedaan kultur juga dia rasakan. Ujian ketahanan mengikuti event ultra cycling di Indonesia dan di luar negeri jauh berbeda.
Cyclist Indonesia yang mengikuti event ultra cycling di luar negeri harus pandai mengatur strategi perbekalan. Sebab, tidak seperti di Indonesia yang di sepanjang rute ada warung atau swalayan.
Dzaki juga harus pintar-pintar mengatur strategi menginap. Awalnya, dia sempat ingin beristirahat di tempat-tempat seadanya meski itu outdoor. Namun, dengan tantangan cuaca, strategi itu dibatalkan.
Dzaki akhirnya memilih banyak beristirahat di motel. Itu pun dia tak bisa leluasa memilih. Tentu pertimbangan utama Dzaki ialah lokasi penginapan harus tidak boleh jauh dari rute TABR.
Beruntung, Dzaki tak sendiri selama menjalani tantangan “menaklukkan Amerika”. Dia banyak didukung para warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat.
Dukungan itu, bahkan mengalir sejak Dzaki mendarat di Amerika Serikat, awal Juni lalu. Tak hanya disambut, para WNI di Seattle membantu menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Dzaki, mulai dari mencari rute pemanasan, mencari peralatan tambahan, hingga mengurus barang-barang Dzaki yang ditinggal di Seattle sebelum memulai perjalanannya di TABR.
Pun demikian di titik finis. Banyak WNI yang tinggal di Virginia maupun di sekitarnya turut menyambut Dzaky, dan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan sang pembalap.