Pesuruh yang Disulap Menjadi Direktur Perusahaan
”Dipikir aneh sekali, mana mungkin seorang pesuruh mengurusi masalah tender yang dia sendiri nggak tahu apa itu videotron. Sebelum jadi pesuruh di Imaje Media, suami saya Cuma seorang kuli bangunan. Sempat nganggur lalu kerja jadi cleaning service,” kicau Afifah sedih.
Di matanya, Hendra merupakan sosok suami yang humoris dan bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Dia juga tipikal pria pekerja keras. "Orangnya suka bercanda," keluhnya.
Suaminya, menurutnya, telah bekerja di perusahaan tersebut selama kurang lebih empat tahun, atau saat usia kandungannya beranjak delapan bulan. Namun, belakangan suaminya sudah jarang pulang, terlebih saat ditetapkan tersangka dan ditahan oleh Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"Sudah setahun dua bulan tidak ketemu. Semenjak tugas di Kalimantan, baru tujuh bulan ada di sini," ucapnya sedih.
Hendra maupun istrinya sama-sama merupakan anak yatim. Selama ini, mereka tinggal di sebuah rumah sederhana di Jalan Cigombong, Lido, Salada, Sukabumi, Jawa Barat. "Rumah ini milik orang tua saya. Hidup kami sederhana, mulai dari penghasilan Rp 800 ribu per bulan," terangnya.
Awal pertemuannya dengan Hendra, dimulai dari silaturahmi keluarga. Kebetulan, pada saat itu, Dewi dan Hendra sama-sama masih menjomblo. "Dikenalin, sama saudara. Cuma lima bulan langsung menikah," ujarnya.
Dari hasil pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak yang kini sudah berusia empat tahun.
Dalam persidangan di Tiopikor, Hendra mengaku dijebak atasannya sendiri. “Makanya saya kepada teman–teman wartawan minta bantuan supaya semua terungkap pelaku sebenarnya. Saya ini udah yang dizalimi, masak sih sekolah cuma sampai kelas 3 SD jadi direktur" Kalau jadi direktur saya ambil dong duitnya semua,” ucapnya.