Petani Buah Naga Babat Tanamannya, Ada yang Biarkan Busuk di Pohon
jpnn.com, BANYUWANGI - Sejumlah petani buah naga di wilayah Banyuwangi Selatan, Jatim, menebas tanaman yang harganya masih jeblok tersebut.
Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, petani tampak membabat tanaman buah naga yang ditanam di lahan seluas setengah hektare. Para petani mengaku tidak mau ambil pusing akibat takut merugi saat panen raya tiba nanti.
Salah satu petani buah naga di Dusun Kedungringin, Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Agus Purwadi, 58, mengaku, tanaman buah naga miliknya itu sengaja dibabat. Sebab, harga buah naga semakin tak menentu dan tidak kunjung naik.
Selain itu, petani juga kecewa dengan hasil panen yang harganya murah. ”Capek panen buah naga, harganya murah dan tidak naik-naik,” keluhnya.
Sebelumnya, harga buah naga untuk grade A dihargai Rp 2.000 per kilogram (kg), grade B Rp 1.000, dan grade C Rp 500 per kg. Untuk saat ini, harga buah naga naik menjadi Rp 2.500 per kg untuk grade A.
Namun, kenaikan buah naga sebesar Rp 500 itu dianggap tidak membawa dampak yang signifikan bagi para petani. Petani mengaku tetap merugi jika harga pasaran buah naga di bawah Rp 5.000 per kg. ”Kalau harga buah naga di atas Rp 5.000 masih dapat menutupi biaya operasional,” ungkapnya.
Agus menyebut, sebenarnya perawatan dan penanaman buah naga memang tergolong mudah dan tidak ribet. Namun, karena harga jual yang cenderung terus menurun, petani akhirnya memilih untuk merombak dan membabat habis tanaman buah naga miliknya itu. ”Rencananya mau saya tanami jeruk. Saya malas menanam buah naga lagi,” imbuhnya.