Petani Karet Makin Terpuruk
Senin, 03 September 2012 – 06:18 WIB
“Tak semua petani karet di Bengkalis dan Bantan ini menakik atau mengelola kebun karet mereka sendiri, sebagian mereka mengambil upah di kebun milik orang lain. Bisa dibayangkan kalau mereka hanya mendapat Rp 1500/Kg, cukup untuk apa nilai segitu. Apalagi, harga-harga kebutuhan pokok terus melambung,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Rahmah (60) warga Kembung Luar sejak beberapa hari lalu sibuk mengutip buah pinang sekiling rumahnya yang mulai berjatuhan. Hasil buah pinang tersebut biasanya cukup untuk membeli bumbu dapur rumahnya.
“Kalau hanya berharap dari kebun karet tua empat jalur yang ditoreh orang, rasanya tidaklah cukup. Makanya sejak beberapa hari lalu saya mengumpulkan buah pinang yang masak dan mulai jatuh. Walau jumlahnya tidak seberapa, tapi cukuplah buat beli garam dapur,” katanya.