Petani Lampung Berjaya, Surplus Beras Hingga 266.110 Ton
Lebih lanjut Kusnadi menyatakan dalam kondisi pandemi Covid-19, petani Lampung tetap semangat untuk melakukan panen padi.
"Sebelumnya petani sempat mengeluhkan tentang keterbatasan alsin panen dan berkurangnya pembeli gabah/beras dari luar Provinsi Lampung namun saat ini kendala sudah kita atasi," ucapnya.
Kusnadi pun menegaskan distribusi gabah/beras untuk wilayah Provinsi Lampung hingga saat ini relatif lanca. Namun untuk distribusi yang diluar Provinsi Lampung khususnya wilayah Sumatera dan Jawa sempat terkendala akibat dampak pandemi Covid-19.
"Tetapi saat kita sudah atasi kendala para petani dengan berupa melakukan mobilisasi alsin panen dari seluruh Brigade Alsintan (provinsi/kabupaten) serta melakukan sosialisasi Gerakan Petani Mandiri Panen dan Simpan Gabah," terangnya.
Terpisah, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan bahwa kondisi panen sudah mencukupi kebutuhan namun memang sempat terjadi kendala distribusi akibat pandemi Covid-19. Oleh karenanya, Kementan bersinergi dengan semua pihak akan mengalokasikan stok beras nasional ke daerah yang defisit pangan.
"Hal ini tentunya sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementan terus meningkatkan pasokan, mengamankan stok dan memperlancar distribusi," jelasnya.
Berdasarkan data perkiraan produksi BPS, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mencatat neraca beras nasional hingga bulan Juni mengalami surplus sebesar 6,4 juta ton.
Surplus tersebut dengan memperhitungkan stok tersedia pada akhir Maret sebesar 3,45 juta ton. Produksi dari panen Mei-April-Juni sebesar 10,56 juta ton serta kebutuhan konsumsi beras nasional 7,61 juta ton.