Petani Rasakan Manfaat Besar Infrastruktur Perairan Buatan Kementan
Embung yang dikelola HIPPA Unggul ini memberikan dampak pada pertanaman menjadi lebih luas.
Jika sebelumnya hanya 25 hektare, kini menjadi 45 hektare. Pertambahan luas tanam itu, karena lahan yang semula suboptimal (terbengkalai) dengan adanya air dari embung bisa ditanami jagung. Bahkan bisa panen dua kali setahun.
Sementara itu, Kelompok Tani Cangkring Jaya 5 yang berada di lintasan sungai juga merasakan dampak yang sama. Bahkan bisa memanfaatkan lahannya untuk tanam hingga tiga kali dalam setahun, padi-padi-jagung atau padi-padi-padi.
“Pokoknya petani semakin antusias dengan adanya embung ini. Karena dulu hanya 15 ha lahan yang tertanami. Namun kini sudah 35 ha yang tertanam dan terlayani aliran air,” tutur Bagus.
Desa lainnya di Kecamatan Prajekan pun merasakan hal yang sama. Dengan adanya embung pertanian di daerahnya. Seperti Desa Sempol yang berada di kaki gunung.
Selama ini desa tersebut hanya mengandalkan tadah hujan untuk bertanam, tapi kini sudah menghijau dengan hamparan padi sawah.
“Luasannya sudah 200 hektare sawah yang terairi embung dengan kapasitas 500 meter kubik. Sekarang sudah ditanami padi yang sekarang usianya 45 HST. Perkiraan produktivitas sekitar 6-7 ton per hektare,” katanya.
Untuk di dataran rendah, Desa Sempol mendapatkan bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier yang dikelola oleh HIPPA Sido Mulyo dengan panjang saluran 130 meter.