Petugas KPPS Banyak yang Meninggal, Pemilu Harus Dibuat Lebih Sederhana
jpnn.com, JAKARTA - Pelaksanaan Pemilihan Umum atau Pemilu Serentak 2019 di lapangan sangat berat untuk penyelenggara dan unsur pendukungnya, termasuk Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, karena tugas yang sangat berat dan menguras energi itu, sedikitnya 90 orang petugas KPPS meninggal dunia.
Selain itu, sebanyak 374 petugas KPPS sakit setelah menjalankan tugas di tempat pemungutan suara (TPS). Aboe menambahkan, ada pula 15 aparat Polri yang meninggal dunia saat pemilu. Belum lagi para saksi yang juga meninggal dunia atau mengalami sakit setelah mengawal proses pemilu.
“Saya menyampaikan duka yang mendalam kepada petugas KPPS, aparat kepolisian dan saksi yang meninggal lantaran mengawal proses demokrasi,” kata Aboe, Selasa (23/4).
(Baca Juga: Seharusnya Kubu Jokowi dan Prabowo Perhatian, Sudah 90 Petugas KPPS Meninggal)
Aboe memberikan apresiasi tinggi atas kinerja dan ketekunan mereka dalam menyukseskan pemilihan serentak yang pertama kali digelar sejak Indonesia merdeka ini.
Aboe menilai beban penyelenggaraan pemilu kali ini sangat berat dan menguras tenaga. “Ini menunjukkan betapa beratnya beban penyelenggaraan pemilu,” kata Aboe.
Karena itu, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR ini menyarankan pemilu harus dibuat lebih sederhana lagi. “Supaya tidak menelan banyak korban yang kelelahan,” ungkap Aboe. (boy/jpnn)