Pidato Bu Risma Berapi-api, Suasana Tegang dan Mengharukan
Pada pidatonya itu, Risma juga didampingi oleh Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya di antaranya Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho, Danrem 084 Bhaskarajaya Kolonel Inf Sudaryanto, Kajari Surabaya Anton Delianto dan Kajari Tanjung Perak Rachmat Suptiyadi. Mereka kompak mengenakan pakaian ala pejuang.
Menurutnya, peringatan ini harus terus dilakukan. Ia menilai, ini merupakan upaya mentransfer kepercayaan diri untuk pemuda-pemudi. "Bahwa mereka tidak perlu takut menghadapi apapun dan jangan pernah untuk menyerah dengan segala keterbatasan yang ada."
Karena itu, di era digital 4.0 ini, ia mengimbau kepada arek-arek Suroboyo supaya berjuang lebih keras lagi sebab tantangan yang dihadapi pun berbeda dan lebih besar lagi. Namun demikian, orang nomor satu di jajaran Pemkot Surabaya ini telah mampu bersaing di era digital teknologi 4.0 tingkat dunia.
"Saya bersyukur, hasil survei penggunaan teknologi di Surabaya itu banyak produktifnya dibanding mudaratnya. Jadi artinya kita bisa gunakan untuk menunjang keberhasilan dari tujuan kita," kata dia.
Presiden UCLG Aspac itu juga berpesan, dalam pemanfaatan teknologi jangan sampai teknologi yang menguasai penggunanya (manusianya). Akan tetapi sebaliknya, penggunalah yang harus menguasai teknologi agar tujuan masyarakatnya bisa hidup lebih sejahtera.
"Jadi artinya kita tidak perlu takut. Sebetulnya Surabaya ini sangat maju untuk digital 4.0. Dan itu dunia sudah mengakui tentang industri 4.0 di Surabaya," katanya.
Salah seorang pelajar asal SMP Negeri 6 Surabaya, Achmad Raffi, yang turut menyaksikan teatrikal perobekan bendera ini mengaku memiliki kesan tersendiri. Selain momentum ini menjadi pengingat jasa-jasa pahlawan, ia menyebut bahwa Wali Kota Risma selama ini juga terus memberikan semangat kepada mereka.
"Bu Risma selalu memberikan semangat kita untuk terus berjuang. Jadi aku bangga menjadi pelajar di Surabaya, terima kasih bu sudah menyemangati kami terus," ujarnya. (Abdul H/ant/jpnn)