Pilgub Jatim, Lawan Gus Ipul Muncul dari Partai Menengah
Pandangan Mochtar ini didasari dengan tidak signifikannya antara suara partai di parlemen dengan suara pemilih dalam pertarungan kandidat.
Sebab, selama ini masyarakat selalu memandang calon yang memiliki track record, elektabilitas dan pencapaian politiknya.
Ditanya soal keinginan beberapa elit partai di Jatim adanya calon tunggal, menurut Mochtar bukanlah pendidikan politik yang bagus bagi masyarakat.
Sebab dalam berdemokrasi diperlukan pilihan. Jika hanya muncul satu nama, tentunya menjadi catatan dalam politik di Jatim.
“Itu sangat tidak bagus bagi pendidikan politik,” ungkapnya.
Terpisah, Direktur Lembaga Survei Regional (LSR) M Mufti Mubarok menilai Jatim perlu pemimpin baru bukan yang nama-nama lama selama ini beredar.
Dia menyebutkan, nama seperti Hasan Aminuddin dan Pramono Anung layak diperhitungkan.
“Kebutuhan pemimpin baru sangat terasa. Dari survei tampak para calon lama elektabitasnya cenderung turun. Sementara elektabilitas calon baru cenderung naik,” tegas Mufti. (bae/no)