Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pilih Tahlilan Ketimbang Selamatkan Nyawa

Kamis, 28 Oktober 2010 – 07:07 WIB
Pilih Tahlilan Ketimbang Selamatkan Nyawa - JPNN.COM

Tak heran, setelah letusan kemarin, sudah ada warga yang naik lagi ke desanya. Mereka membawa rumput segar bagi ternak yang masih hidup. "Makan rumput biasa, bisa mati. Mambu lirang (Bau belerang, Red)," kata Ngatimin, warga Dusun Kalitengah yang kemarin mengungsi di barak Glagah Harjo. Kemarin Ngatimin bolak-balik tiga kali menyabit rumput "bebas bahan vulkanis" untuk sapinya yang masih ada di kandang.

Sejatinya, itu pun berisiko. Sebab, Merapi tetap bisa meletus sewaktu-waktu. Di Kecamatan Cangkringan, Gianto mengatakan masih mencari seorang warga yang bernama Arif. Di rumah pelajar SMA tersebut, Gianto hanya menemukan motor Arif. Kunci kontak motor itu sudah dipasang dalam posisi menyala, tapi orangnya tidak ada. "Sudah saya cari di sekeliling rumah tersebut, tapi belum saya temukan. Saya berharap dia bisa diselamatkan dan hanya tersesat di barak pengungsian lain," ucap dia.

Tapi, tak semua kisah evakuasi berakhir menyedihkan. Salah satunya adalah kisah selamatnya Mbah Ponimin, tokoh di Kelurahan Kepuh Harjo. Sebenarnya, Ponimin beserta dua anak, seorang menantu, dan dua cucunya sudah siap mengungsi. Namun, merasa tak sempat menyelamatkan diri, Ponimin langsung masuk ke bungker. "Mbah Ponimin memang mempunyai sebuah bungker di halaman belakang rumahnya," terang Widadi, anggota tim SAR yang terlibat langsung dalam evakuasi Mbah Ponimin.

Dusun Kaliadem, Kelurahan Kepuh Harjo, adalah salah satu daerah yang paling parah terkena amuk Merapi Selasa petang lalu. Dusun tersebut tepat di sebelah selatan Merapi. Wilayah itu langsung berhadapan dengan puncak Merapi, tanpa ada satu pun penghalang alam. Luncuran awan panas bisa langsung telak menghantam daerah itu.

Evakuasi warga saat Merapi meletus Selasa lalu (26/10) adalah salah satu yang paling rumit. Warga seolah enggan meninggalkan wilayah berbahaya tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close