Pilkada DKI Putaran II, Begini Gambaran Pemilih di Medsos
jpnn.com, JAKARTA - Institute for Transformation Studies (Intrans) melakukan komparasi dengan riset kuantitatif terhadap 50 konten terbaik dari dua pasangan calon Pilkada DKI Putaran II, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Riset ini dilakukan melacak sejauh mana rekaman data respon terhadap konten bisa menunjukkan elektabilitas dan kecenderungan pemilih, sebagaimana tercermin dalam survei-survei kuantitatif. Seperti diketahui, pemungutan suara putaran kedua digelar Rabu, 19 April 2017.
“Di media sosial kedua pasang kandidat masih berupaya memastikan tidak sedikitpun celah untuk melemahkan dan mempengaruhi publik untuk berpindah pilihan politiknya,” kata Direktur Intrans, Andi Saiful Haq dalam keterangan persnya yang diterima JPNN.com, Senin (17/4).
Saiful mengatakan, yang sudah menjadi basis pemilih dari masing-masing calon maka dikuatkan dan dijaga. Sementara yang masih ragu akan diyakinkan dengan berbagai konten dan pesan yang disebar dalam bentuk video, teks, audiovisual dan grafis di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube.
Persoalannya media sosial dengan berbagai interaksi yang cepat dan intens, tidak serta merta mencerminkan kecederungan pilihan publik. “Sulit melakukan komparasi antara kampanye satu kandidat dengan kandidat yang lain hanya berdasarkan volume aktivitas,” katanya.
Jalan satu-satunya adalah membuat kategorisasi dan klasterisasi, serta melakukan analisa pada beberapa konten. Jumlah konten yang sama dalam satu periodisasi yang juga sama, akan memudahkan analis untuk melakukan komparasi apple-to apple dalam sebuah komparasi.
Dari 50 konten terbaik dari Ahok-Djarot dan Anies-Sandi yang dianalisa, Intrans menemukan bahwa petahana akan unggul dengan margin selisih yang sangat tipis. Ahok-Djarot di angka 52,01 persen sementara Anies Sandi meraih suara sebesar 47,99 persen.
Namun melalui simulasi dengan memasukkan berbagain faktor yang terbaca dari konten dan kejadian terbaru, keunggulan Ahok-Djarot tergerus dengan 50,1 persen sementara Anies-Sandi 49,9 persen. Kejadian terbaru yang dimaksud adalah insiden yang menimpa Djarot di salah satu masjid di Tebet.