Pilpres Filipina: Anak Koruptor Legendaris Makin Tak Terkejar, Many Pacquiao Suram
jpnn.com, MANILA - Tampaknya masyarakat Filipina hanya butuh waktu 36 tahun untuk melupakan kekejaman dan megakorupsi yang dilakukan mantan Presiden Ferdinand Marcos. Hal itu terlihat dari hasil jajak pendapat jelang pemilu presiden 9 Mei.
Menurut survei, Ferdinand Marcos Jr, putra diktator yang memerintah negara itu selama dua dekade sebelum digulingkan aksi people power pada 1986 silam, unggul jauh dari pesaing utamanya, Wakil Presiden Leni Robredo.
Kandidat terdepan itu pada Selasa akan mengadakan rapat umum pertama dari tiga rapat umum minggu ini.
Dia tampil hampir merampungkan upaya membangun kembali citra keluarga Marcos, yang diduga kuat telah merampok miliaran dolar Amerika Serikat dari kas negara selama berkuasa.
Para analis politik mengatakan jalan Marcos Jr. menuju kepresidenan telah dibantu oleh upaya relasi publik selama beberapa dekade untuk mengubah persepsi publik tentang keluarganya, bahkan ketika kritikus menuduh anggota keluarga Marcos mencoba merevisi sejarah.
"Saya pikir mereka (kampanye Marcos) memiliki ... keuntungan dalam menyusun narasi yang menarik, yang kita tahu mendistorsi fakta sejarah dan entah bagaimana menarik banyak pemilih," kata pensiunan profesor politik Temario Rivera.
Marcos mengutamakan pesan persatuan dalam kampanyenya, bahkan ketika pesaingnya berusaha untuk menyoroti penjarahan kekayaan negara selama pemerintahan otoriter yang bengis dari mendiang ayahnya.
Sebuah survei yang dilakukan oleh jajak pendapat independen Pulse Asia pada pertengahan April menunjukkan 56 persen dari 2.400 responden mengatakan mereka akan memilih Marcos jika pemilihan diadakan saat jajak pendapat itu, sementara 23 persen mengatakan mereka akan mendukung Robredo.