Pimpin Razia, Wali Kota Jayapura jadi Korban
jpnn.com - JAYAPURA - Operasi yustisi e-KTP yang digelar Pemerintah Kota Jayapura di Pelabuhan Jayapura, Kamis (2/6) sempat tegang. Sekelompok warga membuat keributan saat razia digelar.
Akibatnya, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano pun menjadi korban. Tomi Mano terkena pukulan, meski hanya di bagian tangan, ketika hendak menenangkan kelompok pemicu kerusuhan tersebut.
Ya, operasi yang melibatkan gabungan aparat Pemkot Jayapura, Pengadilan Negeri Jayapura, Polri, TNI dan petugas Pelni ini awalnya berjalan lancar. Penumpang KM Labobar yang turun dari atas kapal secara tertib menjalani pemeriksaan oleh petugas gabungan.
Namun ketegangan mulai terjadi sekitar pukul 09.30 WIT saat sekelompok warga berusaha masuk ke dalam Pelabuhan Jayapura dan meminta aparat gabungan untuk meloloskan kerabat mereka yang baru turun dari kapal tanpa harus menjalani pemeriksaan operasi yustisi.
Petugas gabungan mencoba menenangkan kelompok warga yang berjumlah sekitar sepuluh orang tersebut dan memberikan penjelasan, namun hal itu tidak diterima. Mereka bahkan tetap menuntut agar kerabat mereka tidak menjalani pemeriksaan.
"Kami hanya ingin saudara kami keluar. Jangan diperiksa karena mereka dari kampung. Cepat keluarkan mereka,” ungkap salah seorang warga yang melakukan protes dari balik pagar pembatas.
Keadaan makin tak terkendali saat sekelompok warga ini terus mendesak untuk masuk ke pelabuhan. Wali Kota Tomi Mano didampingi Kapolsek KPL Jayapura, Iptu Abraham Soumilena berusaha menenangkan dan memberikan penjelasan kepada kelompok warga yang melakukan protes.
Namun puluhan warga ini tetap bersikeras dan menerobos masuk dengan memanjat pagar pembatas. Suasana semakin tak terkontrol karena puluhan warga yang menorobos masuk ini melakukan perlawanan saat berusaha diamankan oleh aparat.