Pj Gubernur Sulsel Bahtiar: Alhamdulillah, Mendapat Penghargaan & Insentif Fiskal
Dari target 14 persen di 2024, prevalensi stunting Sulsel berdasarkan SSGI 2022 sebesar 27,2 persen. Bahkan beberapa kabupaten masih di atas 30 persen.
Bahtiar menjelaskan, dua faktor besar yang mempengaruhi stunting, yaitu persoalan pangan, air bersih, serta sanitasi, sehingga saat menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar langsung bergerak cepat dalam penanganan stunting sebagai salah satu program prioritasnya yang juga merupakan program prioritas nasional.
Penanganan stunting harus dilakukan secara integral dan terpadu. Seluruh tingkatan pemerintahan, termasuk pelibatan masyarakat.
"Hal seperti ini yang harus kita lakukan lebih baik. Ini lebih integral dan terpadu. Aplikasi penanganan stunting yang kami bangun ini akan melibatkan potensi pemerintahan mulai dari desa, kecamatan, kabupaten/kota bahkan dari pusat, bahkan relawan," kata Bahtiar.
Tidak kalah pentingnya, peranan dan dukungan legislatif, di mana DPRD memiliki pemahaman yang sama bahwa stunting adalah masalah mendasar sehingga perlu dukungan penganggaran.
"Masalah mendasar di negeri ini namanya stunting. Jangan sampai kita tidak fokus pada hal yang mendasar bagi masyarakat, saya kira itu," ucap Bahtiar.
Wapres Ma’ruf Amin, sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Pusat mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan mencatat angka stunting balita Indonesia sebesar 21,6 persen pada 2022, turun disbanding 2018 yang mencapai 30,8 persen.
"Capaian ini adalah hasil kerja bersama yang tentu kita syukuri," tutur Wapres Ma’ruf Amin.