Pj Walkot Medan Ngamuk Dengar Dengkur Camat saat Rapat
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) angkat suara menyikapi langkah Penjabat Wali Kota Medan Randiman Tarigan, yang menegur bawahannya dengan nada keras saat rapat koordinasi pelaksanaan pengawasan dan pengamanan Pemilihan Wali Kota Medan, Jumat (20/11) kemarin.
Menurut Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Pol-PUM) Kemendagri Soedarmo, cara seorang pimpinan menegur bawahan, sangat dipengaruhi karakter masing-masing pimpinan. Karena itu ketika itu teguran dimaksudkan sebagai peringatan atas kelalaian, merupakan hal yang wajar meski disampaikan dengan nada tinggi.
"Enggak apa-apa (menegur bawahan dengan nada keras). Itu kan sifat kepemimpinan. Antara yang satu dengan yang lain kan beda-beda. Sebab kepemimpinan itu adalah seni. Jadi karena itu sebuah seni, maka antara seorang pemimpin yang satu dengan yang lain, itu beda-beda," ujar Soedarmo kepada JPNN, Senin (23/11).
"Kalau ada (pemimpin) marah begitu melihat bawahannya tidur (saat rapat) berarti temperamen tinggi, kan tinggal itu saja," ujarnya.
Meski demikian, Soedarmo berharap kalimat-kalimat teguran yang disampaikan jangan sampai menyadur kata-kata kotor. Karena bagaimana pun, pemimpin adalah panutan bagi bawahannya.
"Iya (memang kalimat-kalimat yang disampaikan pada saat memberi teguran harus diperhatikan). Tapi memang kadang-kadang segitu banyak pemimpin, pasti ada yang nyeleneh. Enggak mungkin semua sama. Apalagi basic dan backgroundnya beda-beda," ujar mantan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN) ini.
Pj Wali Kota Medan Randiman Tarigan diketahui menyemprot para camat, sekretaris camat dan lurah dengan kata-kata pedas, pada rapat koordinasi pelaksanaan pengawasan dan pengamanan Pemilihan Wali Kota Medan, Jumat (20/11) kemarin.
Saat itu Randiman menegur camat yang tidak hanya tertidur pada rapat, namun juga mendengkur di tengah rapat. Padahal saat itu rapat dihadiri sejumlah pejabat tinggi termasuk dari kepolisian.