PKS Raih Suara 8,04% Karena Berani Menggandeng Habib Rizieq?
jpnn.com - Sejumlah lembaga survei merilis elektabilitas parpol menjelang pelaksanaan Pemilu 2019. Ada yang menganggapnya sebagai potret riil, ada pula yang menjadikannya sebagai ”alarm”. Beberapa parpol mampu memanfaatkan ”alarm” itu untuk menggenjot perolehan suara pada hari coblosan.
---
PADA 14 April lalu LSI Denny JA merilis survei elektabilitas parpol peserta Pemilu 2019. Hasil survei itu tidak menyebut angka tunggal, tapi range atau kisaran tingkat keterpilihan. Mengacu pada hasil hitung cepat, beberapa parpol berada dalam range elektabilitas tersebut. Namun, juga ada yang ”meleset”.
Misalnya Partai Gerindra. Survei LSI Denny JA menempatkan elektabilitas parpol di bawah pimpinan Prabowo Subianto itu 13,4 hingga 17,8 persen. Namun, hasil hitung cepat hasil coblosan sedikit berada di bawahnya, yakni 12,50 persen.
BACA JUGA: Pesan Habib Rizieq Untuk PKS
Ikrama Masloman, peneliti LSI Denny JA, menilai Gerindra tidak berhasil memanfaatkan elektoral Prabowo-Sandi. Seandainya berhasil mendapatkan efek ekor jas (coattail effect), partai itu bisa meraih suara lebih tinggi.
”Sekarang posisi Gerindra bersaing ketat dengan Partai Golkar. Jarak dengan PDIP cukup jauh,” katanya.
Justru, tutur dia, PKS berhasil menunggangi pencalonan Prabowo-Sandi. Partai Islam tersebut mampu memaksimalkan tagar ganti presiden dan berani menggandeng Habib Rizieq Shihab. PKS pun berhasil meraih suara 8,04 persen.
Itu naik jika dibandingkan dengan perolehan suara pada Pemilu 2014 yang berada pada angka 6,79 persen. ”PKS mendapatkan efek ekor jas,” ucapnya.