Plataran L’Harmonie Menjangan dan Raja Ampat Masuk 100 Top Destinasi Hijau Dunia
Dalam ajang itu, Indonesia diwakili David Makes dari PT Trimbawan Swastama Sejati yang membawa sukses melalui Plataran L’harmonie Menjangan. Selain Plataran, Misool Radja Ampat juga masuk 100 besar dunia tersebut.
Pemilihan 100 destinasi dunia dari 46 negara termasuk Indonesia itu cukup membanggakan. David mengatakan, dengan terpilihnya Indonesia sebagai salah satu destinasi pariwisata hijau, maka hal itu mengonfirmasi bahwa turisme di tanah air sudah jadi perhatian global.
“Ke depan pengembangannya diharapkan menjadi sebuah destinasi hijau, sehingga moto Kementerian Pariwisata Semakin Dilestarikan Semakin Mensejahterakan betul-betul konkret,” kata David yang juga ketua Tim Percepatan Ecotourism Kemenpar itu.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga concern terhadap eco tourism. Ia mengakui, tak mudah bagi Indonesia untuk mengembangkan eco tourism.
Namun, mantan Dirut PT Telkom itu sudah berkomitmen bahwa alam harus dijaga, dipertahankan dan dilestarikan. Di hampir semua destinasi yang menonjolkan nature, Arief selalu berpesan agar konservasinya dijaga. “Kalau ada potensi terumbu karang, jangan pernah dirusak, karena itu hanya akan menghancurkan masa depan Anda,” kata Arief Yahya.
Dia mencontohkan di Mandeh, Sumatera Barat, yang disebutnya sebagai Raja Ampat di Sumatera. Dulu orang Carocok, Pesisir Selatan, Sumbar, bermata pencaharian sebagai nelayan dengan menangkap ikan, bahkan mengambil terumbu karang untuk dijual.
Tapi kini warga Pesisir Selatan mulai beralih ke pariwisata. “Satu hari mereka hanya mendapatkan income Rp 50 ribu. Sekarang, mereka berubah menjadi destinasi wisata, mereka menjaga terumbu karang dan ikan yang ada di dalamnya. Pendapatannya naik, menjadi Rp 225 ribu per hari. Itu contoh, bahwa semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” kata dia.
Komitmen Arief Yahya dalam urusan Sustainable Tourim Development (STD) bukan hanya itu. Saat PATA Travel Mart Indonesia 2016 lalu, Arief juga memberikan penghargaan kepada beberapa destinasi sebagai bagian dari Sustainable Tourism Observatory yang sudah diakui oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO).