PLN Incar Standar Pelayanan Internasional
Minggu, 18 Juli 2010 – 05:47 WIB
Dia mengakui bahwa biaya pembangunan PLTA model in tergolong tinggi. Akan tetapi dengan kebiasaan konsumen yang susah diatur untuk menggunakan energi secukupnya pada saat beban puncak menjadikan PLN mau tidak mau mencari tambahan sumber energi. "Kita ini hanya telat switching dari menggunakan minyak ke sumber energi lain. Karenanya harus dimulai sekarang."
Biaya pokok penggunaan produksi listrik dengan menggunakan air, kata Dahlan jauh lebih efisein ketimbang menggunakan solar. Sebab hanya Rp 500 per KWh. "PLN juga akan mulai membangun Pembangkit Listrik Gas Batubara (PLTGB) sekitar 500 MV. Pembangunannya terutama di wilayah timur Indonesia seperti Kalimantan dan Sulawesi yang memiliki banyak sumber batu bara. PLTGB inin juga akan di dekatkan dengan PLTU kecil."
Allan Changrawinata, direktur PT Zenith Allmart Precisindo yang juga menjadi salah satu peserta bercerita mengenai kemampuan beberapa pabrikasi di Indonesia yang sebenarnya mampu memproduksi mesin-mesin bagi pembangkin tenaga listrik. "Namun menggapa pemerintah banyak menggunakan dari asing?" protesnya.