Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

PLTP Rusak, Komitmen PLN Garap Geothermal Diragukan

Sabtu, 07 Januari 2017 – 22:11 WIB
PLTP Rusak, Komitmen PLN Garap Geothermal Diragukan - JPNN.COM
Petugas PLN. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mempertanyakan keseriusan dan komitmen Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggarap panas bumi. Rusaknya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 4 dalam waktu cukup lama sudah menjadi bukti PLN tidak memiliki kapasitas di bidang itu.

’’Sangat disayangkan, membuat komitmen PLN di geothermal dipertanyakan,’’ ujarnya belum lama ini di Jakarta.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ada wilayah kerja panas bumi (WKP) lain yang kondisinya jauh lebih parah. Misalnya, PLTP Kamojang 1 yang sampai sekarang belum berfungsi karena pembangunan pembangkitnya tidak selesai.

Dia lantas membuka luka lain seperti PLTP Tulehu yang tidak berjalan seperti seharusnya. Fakta itu membuatnya makin yakin kalau PLN tidak memiliki kompetensi di panas bumi.

“Begitu juga PLTP Mataloko yang kondisinya kembang kempis, dan PLTP Ulumbu yang tidak menggembirakan,’’ terangnya.

Atas dasar itu, Surya sependapat dengan pengamat energi lain yang meminta PLN agar fokus pada transmisi dan distribusi listrik saja. Jika rekam jejak itu tidak dianggap, bisa saja rencana akuisisi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) oleh PLN akan mengulang cerita yang sama.
’’Rencana pengambilalihan tersebut sangat tidak realsitis,’’ tegasnya.

Dia juga mempertanyakan niat pemerintah atas rencana akuisisi itu. Apakah pemerintah mau mempercepat, atau memperlambat pemanfaata panas bumi.

Terpisah, pengamat energi Berry Nahdian Furqon juga menyayangkan sikap PLN yang membiarkan Lahendong Unit 4 rusak. Selain menunjukkan rendahnya komitmen untuk mengembangkan panas bumi, pembiaran itu juga menciderai komitmen Presiden Jokowi yang ingin Indonesia mengurangi emisi gas buang melalui energi baru dan terbarukan.
        
Berry yang juga mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) itu meminta PLN menjelaskan alasan membiarkan Lahendong 4 dibiarkan rusak. Menurutnya, transparansi diperlukan supaya masyarakat bisa mengetahui penyebab kerusakan dan kendalanya.

Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mempertanyakan keseriusan dan komitmen Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggarap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News