Polisi Akui Ada yang Tewas Saat Demo, Tapi Bukan Terkena Peluru
jpnn.com - MERANTI - Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo membantah kabar tewasnya satu orang warga saat melakukan demo di depan Mapolres Meranti, beberapa waktu lalu.
Guntur menegaskan meninggalnya Is (33) warga Dorak itu bukan karena terkena tembakan polisi.
"Benar dalam aksi demo ini ada satu warga yang ditemukan tewas. Namun itu bukan karena peluru polisi. Warga yang tewas itu terkena lemparan batu," kata Guntur seperti diberitakan Riau Pos (Jawa Pos Group) hari ini (26/8).
Menurut Guntur satu orang warga yang menjadi korban itu meninggal di rumah sakit. Karena pasca ditemukan tergeletak langsung di bawa ke Rumah Sakit. "Sempat dievakuasi ke RSUD setempat, namun nyawanya tidak tertolong," ujar Guntur.
Guna mengendalikan kurusuhan meluas Polda Riau kata Guntur telah menerjunkan pasukan Brimob dan Dalmas. Jumlah mencapai 6 satuan setingkat pleton.
"Atas perintah Kapolda Riau, sudah dikirim 6 SST pasukan masing-masing 2 SST dari Siak, 2 SST dari Bengkalis, dan 2 SST dari Pekanbaru. Ini untuk mengendalikan situasi supaya kondusif," ujar Guntur.
Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Meranti juga memancing keprihatinan dikalangan anggota DPRD Riau. M Adil anggota DPRD Riau asal Kabupaten Meranti meminta pihak kepolisian harus bertindak adil meskipun ada jatuh korban dari pihaknya.
"Polisi juga tidak boleh main tembak saja saat membubarkan massa, masyarakat juga tidak boleh menyerang Polres seperti itu. Harus dipercayakan kepada penegak hokum. Intinya masyarakat dan polisi harus saling menahan diri. Jika nantinya terbukti bersalah, baik itu polisi atau masyarakat harus dihukum sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.